Aku, mencintai kamu. Tau kah kamu? aku bahkan ragu kamu akan
mengingatku. Bodoh. Aku bodoh karena mencintai kamu, yang tidak pernah
menganggapku ada. Namun apa daya? Memangnya aku ingin hatiku memilihmu sebagai
rumahnya? Jika aku bisa, aku ingin merubah rumah di mana hatiku berdiam,
berdiam di hati orang yang selalu mengingat ku, di setiap waktu yang
dimilikinya. Berulang kali ku yakinkan cinta ini. Kepadamu yang ku entalah
sepertinya puja layaknya Tuhan selama ini. Tapi terus kamu hancurkan hatiku.
Ya, berulang kali ku yakinkan diriku, “Apa benar aku mencintaimu?” “Apa benar
aku mencintai kamu, yang selalu menghancurkan hati ini dengan ke egoisan mu?”
Iya, aku tahu. Kamu tidak pernah menyadari bahwa selama ini kamu menyakitiku.
Aku juga tahu. Kamu tidak pernah sekali pun menyadari bahwa aku di sini,
mencintaimu dalam diam. Andai kamu tahu cara yang telah ku tempuh. Demi
mendapatkan utuhnya hatimu. Sampai-sampai ku pertaruhkan sesuatu yg ku kira
berharga yaitu hati ini. Ya, andai. Sekali lagi, andai saja kamu tahu cara yang
telah aku tempuh untuk mendapatkan hatimu seutuhnya. Namun sekali lagi, kamu
bahkan tidak tahu aku mengorbankan segalanya untukmu. Air mata, isak tangis,
menemaniku di sini. Di sini, di saat aku mencintaimu dalam diam. Semoga kau
mengerti aku dan perasaan ini. Harusnya kau sadari betapa besar cintaku ini.
Aku hanya bisa berharap, hanya mengatakan kata semoga kamu mengerti bahwa aku
di sini, bersama perasaan yang menunjukkan betapa besar cintaku padamu,
berharap bahwa kamu sadar akan hal ini. Namun, beribu pertanyaan yang sama
kembali muncul di benakku. Andai, andai saja dia mengetahui akan hal ini:
apakah dia akan balas mencintaimu? Jawabannya adalah, aku tidak tahu. Itu
adalah jawaban tidak pasti dan aku tidak ingin menerka-nerka jika itu hanya
akan membuatku semakin sakit hati. Seorang teman pernah mengirimkan sebuah
quote tentang cinta. Hanya beberapa kata, tapi mampu membuat hatiku bergetar
karenanya. Namun apa artinya mencintai tanpa dicintai? Ya, apa artinya? Adakah
arti di balik itu? Enggak, kan? Semoga kamu mengerti aku dan perasaan ini.
Harusnya kau sadari betapa besar perasaan di dalam hati ini. Harusnya kamu
sadari betapa besar cintaku ini supaya kamu tidak seenaknya memperlakukanku
layaknya orang lain. Ya Semogalah kamu mengerti.. aku dan perasaan ini..
harusnya kamu sadari betapa besar cintaku ini. Lelah. Letih. Sakit hati. Itu
yang selalu dirasakan hatiku sejak dia memilih kamu sebagai kekasihnya.
Pikiranku menyahut. “Suruh siapa kamu mencintai dia. Bodoh.” Lah emang aku mau
itu? Enggak. Ngapain aku memilih dia yang selalu bikin aku sakit hati? “Itu
takdir.” sahut pikiranku yang lain lagi. Kalau memang ini takdir, bisakah aku
menentang takdir ini? Aku tak sanggup menahan semua rasa sakit yang selalu ku
rasakan bila mengingatmu. “Kalau begitu, jangan ingat dia.” Aku sudah berusaha
untuk tidak mengingatnya. Namun apa daya? Di otak, hati, dan pikiranku hanya
ada dia. Bagaimana bisa aku tidak mengingatnya? “Kalau lemah, jangan jatuh
cinta.” Memangnya aku ingin jatuh cinta? Aku juga tidak ingin merasakan apa itu
jatuh cinta jika harus menahan perih yang begini sakit. “Kalau begitu, lepaskan
dia.” Melepaskannya? Kau kira semudah makan permen karet? Setelah dirasakan
manisnya terus dibuang setelah tiada rasa? Sayangnya aku masih ada rasa padanya.
“Jika kamu mampu bersabar, Tuhan mampu memberikan lebih dari apa yang kau
minta.” Aku sedang menunggu itu. Entah sampai kapan. “Ada saatnya seseorang
berhenti berjuang, bukan karena dia telah mendapatkan yang lain. Tapi karena
dia sadar orang yang diperjuangkannya tidak mengharapkannya.” Aku mencoba untuk
itu. Aku mencoba untuk berhenti berjuang. Tapi, jika aku berhenti sampai di
sini, bagaimana dengan perjuanganku yang lalu-lalu? Tidak bisakah mendapatkan
sedikit hasil? “Lakukanlah apa yang terbaik menurutmu.” Aku tidak tahu mana
yang baik mana yang buruk. “Kau labil.” No. Aku tidak labil. Aku begini karena
sayang sendirian itu sakit. Aku diberi harapan. Aku diberi janji. Akan selalu
disayangi di perhatikan di setiap detiknya. Mencintai memang tidak harus selalu
memiliki, tapi pahamilah, diterbangkan kemudian dilepaskan begitu saja tidak
semudah membalikkan telapak tangan. “Kamu yakin kamu diberi harapan? Atau kamu
saja yang terlalu berharap apa yang tidak pasti?” “Pertahankan apa yang pantas
dipertahankan. Tunggu apa yang harus ditunggu. Hargai siapa yang pantas
dihargai. Lepaskan mereka yang tidak menginginkanmu. Jangan paksa mereka untuk
menerima kita. Terima dengan baik mereka yang masih tetap memilih bersama kita,
apapun fisik dan kondisinya.” Apakah dia pantas untuk dipertahankan? Apakah dia
pantas untuk ditunggu? Apakah dia pantas untuk dihargai? “Orang yang hanya bisa
memberi perih dan sakit tidak pantas untuk dipertahankan, ditunggu apalagi
dihargai.” Aku lelah. Aku lelah dengan semua ini. Sungguh. “Sudah cukup untukmu
bertahan, karena terkadang kita harus mundur untuk tetap maju, sayang.”
Harusnya aku memang tak perlu menghubungimu lagi, jika hanya untuk bertengkar
dan memperdebatkan hal-hal tolol yang membuatku memutuskan pergi. Harusnya tak
perlu aku membantumu lagi, jika hanya untuk kamu sakiti untuk yang kedua kali.
Harusnya sudah sejak dulu kita berpisah, sehingga aku tak merasa terluka
sedalam ini.
Sekarang, aku merasa menjadi laki laki paling tolol yang tiba-tiba lemah karena tersakiti cinta.
Kamu tidak akan pernah tahu rasanya jadi aku. Jadi orang yang sulit untuk bernapas karena tidak tahu kabarmu. Kamu tak akan pernah tahu rasanya jadi orang paling menderita karena merasa dibohongi sejauh ini. Kamu tidak akan pernah tahu dan otak bodohmu itu juga tak akan pernah paham. Perasaan dan hatimu yang telah mati tak akan mungkin mengerti. Iya, aku yang bodoh, semua salahku, selalu salahku. Aku tidak bisa lupa caramu memandangku, bagaimana matamu melirikku dengan ramah. Aku tidak bisa melupakanmu, yang selalu kuanggap kekasih hati aku. Aku tidak bisa melupakan leluconmu yang sebenarnya tak lucu, namun karena aku sangat mencintaimu, sebisa mungkin aku berusaha tertawa. Aku tidak bisa lupa bagaimana tawamu bisa benar-benar membuatku merasa lega dan tenang. Aku tidak bisa melupakan dialek anehmu saat berbicara, gaya bicaramu yang selalu membuatku rindu. Aku tidak bisa melupakan genggaman erat jemarimu yang entah bagaimana bisa seketika menenangkanku. Aku tidak bisa berhenti untuk menatap rumahmu, berharap kamu tiba-tiba ada di situ, membawakanku selusin senyuman dan sepotong pelukan. Aku ini laki laki bodoh yang hobinya cuma bermimpi, menulis, lalu tak pernah tahu apa yang harus aku lakukan jika hatiku sedang sangat remuk seperti ini. Aku tak mengerti mengapa perempuan bodoh sepertimu bisa membuatmu merasa perempuan paling gila di dunia. Kamu membuat duniaku jungkir balik, pernapasanku selalu sesak karena lelah memikirkan, dan mataku selalu kabut karena penuh mendung. Kamu mengubah duniaku jadi berbeda. Aku sudah terbiasa denganmu. Terbiasa dengan pesan singkatmu, terbiasa dengan sapaanmu di ujung telepon, terbiasa dengan hadirmu, terbiasa dengan kita. Bagaimana mungkin kamu dan aku, yang sempat menjadi kita, harus kembali berpisah lagi menjadi aku dan kamu, sedangkan aku sangat nyaman menjadi kita? Kamu tentu tidak akan pernah tahu rasanya jadi aku. Rasanya jadi aku yang selalu menatap ponsel hanya karena menunggu kabar darimu. Kamu tak tahu rasanya jadi aku yang tak tahu apa-apa, namun tiba-tiba dunianya jadi dibikin berbeda karena kehadiranmu. Ada banyak mimpi yang belum terwujud bersamamu. Salah satunya adalah aku ingin memelukmu semalaman, tak perlu ada percakapan, memelukmu sudah lebih dari cukup. Aku ingin mendengar degup jantungmu, merasakan degup cinta seperti apa yang ada di dadamu. Jika sudah mewujudkan mimpi yang satu itu, silakan kalau kamu mau pergi. Pergilah, supaya aku tidak merasakan ketidak Adilan dunia ini.
— Percayalah, Tuhan tidak akan memisahkan sesuatu yang baik kecuali digantikan dengan yang lebih baik. Terima kasih kamu, telah membuat aku bisa memiliki ide untuk membuat cerita ini. Iya, kamu.
Sekarang, aku merasa menjadi laki laki paling tolol yang tiba-tiba lemah karena tersakiti cinta.
Kamu tidak akan pernah tahu rasanya jadi aku. Jadi orang yang sulit untuk bernapas karena tidak tahu kabarmu. Kamu tak akan pernah tahu rasanya jadi orang paling menderita karena merasa dibohongi sejauh ini. Kamu tidak akan pernah tahu dan otak bodohmu itu juga tak akan pernah paham. Perasaan dan hatimu yang telah mati tak akan mungkin mengerti. Iya, aku yang bodoh, semua salahku, selalu salahku. Aku tidak bisa lupa caramu memandangku, bagaimana matamu melirikku dengan ramah. Aku tidak bisa melupakanmu, yang selalu kuanggap kekasih hati aku. Aku tidak bisa melupakan leluconmu yang sebenarnya tak lucu, namun karena aku sangat mencintaimu, sebisa mungkin aku berusaha tertawa. Aku tidak bisa lupa bagaimana tawamu bisa benar-benar membuatku merasa lega dan tenang. Aku tidak bisa melupakan dialek anehmu saat berbicara, gaya bicaramu yang selalu membuatku rindu. Aku tidak bisa melupakan genggaman erat jemarimu yang entah bagaimana bisa seketika menenangkanku. Aku tidak bisa berhenti untuk menatap rumahmu, berharap kamu tiba-tiba ada di situ, membawakanku selusin senyuman dan sepotong pelukan. Aku ini laki laki bodoh yang hobinya cuma bermimpi, menulis, lalu tak pernah tahu apa yang harus aku lakukan jika hatiku sedang sangat remuk seperti ini. Aku tak mengerti mengapa perempuan bodoh sepertimu bisa membuatmu merasa perempuan paling gila di dunia. Kamu membuat duniaku jungkir balik, pernapasanku selalu sesak karena lelah memikirkan, dan mataku selalu kabut karena penuh mendung. Kamu mengubah duniaku jadi berbeda. Aku sudah terbiasa denganmu. Terbiasa dengan pesan singkatmu, terbiasa dengan sapaanmu di ujung telepon, terbiasa dengan hadirmu, terbiasa dengan kita. Bagaimana mungkin kamu dan aku, yang sempat menjadi kita, harus kembali berpisah lagi menjadi aku dan kamu, sedangkan aku sangat nyaman menjadi kita? Kamu tentu tidak akan pernah tahu rasanya jadi aku. Rasanya jadi aku yang selalu menatap ponsel hanya karena menunggu kabar darimu. Kamu tak tahu rasanya jadi aku yang tak tahu apa-apa, namun tiba-tiba dunianya jadi dibikin berbeda karena kehadiranmu. Ada banyak mimpi yang belum terwujud bersamamu. Salah satunya adalah aku ingin memelukmu semalaman, tak perlu ada percakapan, memelukmu sudah lebih dari cukup. Aku ingin mendengar degup jantungmu, merasakan degup cinta seperti apa yang ada di dadamu. Jika sudah mewujudkan mimpi yang satu itu, silakan kalau kamu mau pergi. Pergilah, supaya aku tidak merasakan ketidak Adilan dunia ini.
— Percayalah, Tuhan tidak akan memisahkan sesuatu yang baik kecuali digantikan dengan yang lebih baik. Terima kasih kamu, telah membuat aku bisa memiliki ide untuk membuat cerita ini. Iya, kamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar